Aku mulai mengasah belati ketika kusadari aku jatuh hati. Desing batu pada belati begitu tajam menyayat bibirku. Setelah mencari, tapi gagal menemukan telingaku untuk diiris, desing itu mendekati bibirku yang setengah terbuka, mengingatkanmu pada bunga. Merah muda. Ragu melagukan rindu.
Sungguh aku tak tak tahu, belati atau batu yang akhirnya bakal duluan tertanam, di bibirku, pintu nafas itu berdebar menunggu. Udara berkata aku telah jatuh cinta. Bayi bersayap terbang riang memanggul busur dan panahnya. Maka aku terus mengasah belati, berharap belati segera tipis dan tajam, segera bisa terbang. Agar segera pula kubidik dada bayi bersayap, biar terjatuh busur dan panahnya, untukku.
Sesudahnya, pasti aku segara mencari jantungmu, segera memanah jantungmu, biar mati sempurna.
Aku mau tak ada lagi bibir bicara, setengah mati aku jatuh hati*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar