Ke dalam sumur di belakang rumahku, bulan terjun diamdiam. Tak mau ada yang tahu bahwa dia telah jatuh cinta pada kunangkunang yang terbang berputarputar di bibir sumur. Sumur merentangkan gelombang lebarlebar. Memeluk malam dan pudar cahaya dalam pusarnya. Lalu jadi tak sabar menanti subuh, waktunya kuulurkan tali dan ember, menimba air. Sumur yang baik ingin berbagi bangkai bulan dan kunangkunang yang basah denganku yang masih terjaga. Ketika kubasuh wajah, bulan dan kunangkunang melekat di bibirku, melukis warna merah pucat. Membuat kau tercekat, cinta siapa yang baru mengecupku. Aku tersipu. Aku percaya saat kau bilang ada bulan baru saja terbang, lepas dari senyumku, melesat ke angkasa, mendekati bintangbintang sepenuh hasrat. Aku tahu, pasti cintamu membangkitkan kembali bulan yang mati, menyihir bangkai kunangkunang jadi bintangbintang.
ahh*
ahh*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar