Senja hampir tiba, atau masih lama, tak terdengar jawaban bumi. Ada yang sedang bercinta dengan luka. Ibu itu membaringkan anaknya di pangkuan, memohon kepada semua yang tajam supaya menikam, dalam, dalam, dalam, sedalam bejana magma, semerah darah. Mengaliri sungaisungai bawah tanah, hingga tak pernah bertemu muka dengan senja. Senja tak suka bertanya, tak satupun. Bibirbibir mengering, berjatuhan bagai musim gugur sepanjang tahun. Airmata memerah, berganti rupa dalam gelasgelas perjamuan kudus, meruah rindu pada helai segar daun mint. Hijau. Sejuk.
Aku merajuk meminta kau kembalikan doadoaku*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar