Kamis, 23 Desember 2010

biar

Rindu, begitu dungu mengurungku. Apa kau tahu, otakku meloncat, saat kau mengacak rambutku. Benakku simpang siur. Jejakmu terlalu harum di kulit kepala, bikin kutu di rambutku pada mabuk, bikin aku harus terus menggaruk gatal yang kekal di kepala. Aku jadi bingung saat seorang teman menawarkan obat penawar rasa, apa harus kutenggak biar aku waras, biar tak terus mengacak rambut setiap kau teringat. Atau aku mengaku saja, kalau memang sengaja tak mau lupa*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar