Kamis, 30 Desember 2010

kutu buku

Setiap kali kepalaku gatal, aku teringat masa kecilku. Kepalaku penuh kutu, kutu yang selalu berlarilari riang di antara batangbatang rambutku. Seperti belalang pada padang ilalang, berloncatan. Kepalaku gatal, aku gelisah dan tak inginkan apaapa selain menggaruk kepalaku kuatkuat.

Aku iri kepada kera yang suka berbaris saling memetik kutu dari kepala temannya. Aku iri kepada kera yang punya temanteman baik, mau saling bantu membereskan kutu. Kutukutu di kepalaku membaca iri itu dalam otakku, terusmenerus. Kutukutu di kepalaku membaca bahwa iri itu lucu, mereka tertawa. Kutukutu berhenti menghisap darah ketika tertawa, melepaskan cengkeramannya pada kulit kepala, tanpa sadar kutukutu terjatuh waktu tertawa. Jatuh di atas sembarang buku yang sedang kubaca.

Temanteman sekelasku melihat kutukutu berjatuhan di atas buku, saling pandang sambil berbisik satu sama lain, banyak kutu jatuh di atas bukuku, sungguh banyak, tak terhitung. Kera juga melihat semuanya, melihat kutu berjatuhan di atas buku. Ibu guruku mengernyitkan wajah, menggaruk kepala, memandang ngeri pada kutukutu di atas bukuku.
Tapi aku senang, sekarang kepalaku tak lagi gatal, kutukutu telah berpindah di atas buku*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar