Kamis, 30 Desember 2010
bendan
Sejak kecil aku belajar menggaris, memetakan petakpetak pada halaman sekolah. Meloncat dengan sebelah kaki, menyimpan satu tungkai untuk menjejak rumah. Serpihan genting jadi pengingat dimana rumah pernah ada, menjadi sebuah ruang untuk kedua kaki berdiam diri. Garis terhapus dan tergambar oleh goresan genting dalam tangantangan kecil, dengan jemari yang kerap meliuk, seakan setiap saat hendak menjenguk, apakah jendela kelas masih baikbaik saja, selalu bisa memandang kakikaki yang berloncatan di tanah berpetak, menjejak rumah dalam garis ingatan*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar