Kamis, 30 Desember 2010

di toko mainan

Aku pernah muda, pernah anakanak, pernah menjadi dewasa, pernah tua, pernah menjadi bayi sebelum mati. Sebelum mati itu kutemui dalam dekapanmu yang seluas malam. Dekapanmu yang berlubang, seakan kau sengaja memberikan ruang bagi bintangbintang untuk menghibur waktu anakanakku. Waktu anakanak dalam diriku bernyanyi. Bernyanyi dalam sebuah ruang kelas yang sunyi,melenggoklenggokkan badanku, menggerakgerakkan tanganku, supaya ibu mau keluar dari televisi, membawakan setumpuk buku cerita bergambar, seikat balon dan boneka barbie yang bajunya bisa digantiganti.

Boneka barbie akan memakai baju ibu guru, berdiri di depan kelas membacakan buku. Cerita tentang seorang anak kecil yang tak pernah jadi dewasa dan tua. Balon akan dibagikan waktu pulang sekolah. Boneka barbie memakai baju sopir bis kota, mengantarku pulang ke dalam buku cerita.

Buku cerita yang tak akan habis dibaca, oleh ibuku, aku, anakanak dan cucucucuku. Tak terhitung, mereka semua berlarilari di taman kota, memberi makan landak dan rusa, beserta anakanak dan cucucucu mereka. Boneka barbie masih berjejer di tokotoko mainan, keluar masuk televisi untuk berganti baju. Boneka barbie yang tahu semua ceritaku, bahwa aku pernah muda, anakanak, menjadi dewasa, tua, menjadi bayi sebelum mati.

Boneka barbie selalu menatapku dari balik mika, matanya lentik seperti berkata, jangan hiraukan waktu ketika bermain denganku. Aku mengusap kotak mika dan berjanji kepada boneka barbie, besok akan kembali lagi*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar