Kamis, 30 Desember 2010

anak kelelawar

Pagi datang macam keengganan paling panjang. Ruang yang sama, mata yang sama, jam dinding yang sama, samasama bertanya, dari mana saja aku. Aku melipat suratmu dan mencibir tidak kepada siapasiapa, kalau saja pernah ada malam yang berani berkata pada pagi agar jangan kembali, aku akan membakar tempat tidurku, biar tak ada tempatku merebahkan diri lagi di malam hari. Biar aku berkelana sepanjang malam, sampai jauh ke dalam hutan, dimana tak ada ruang dan jam dinding lagi, burung hantu boleh pinjamkan matanya padaku, untuk melihat denyut nadi pada leherleher tikus dan ular kecil. Menjelang pagi aku menemukan sebatang dahan di mana jari kakiku mencengkeram rapat, aku melihat matahari bergerak semakin tinggi, mendekati kaki*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar