Kamis, 24 Februari 2011

tabir

Di sini semua telah mati, menguburkan diri dalam dada bumi, hujan mengalingi pelangi untuk negeri yang datang menjenguk kematian di sini.

Hanya di sini, kematian menanam sendiri jasadnya, menancapkan pusara ke tanah merah. Membacakan doa demi lidah api warnawarni tak berhenti menari.

Di jalan ini, kutemukan diriku berkeras hati menuliskan kematian berulang kali, berlagak bisa membunuh kebencian dan dendam paling pijar, hanya kepada tuhan*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar