"Adakah puisi untukku malam ini?" Kau bertanya, kujawab dengan mendongkkan kepala, mengarahkan pandang ke angkasa, balon warnawarni melesat ke udara. Kepala sekolah berkata biar terbang lepas balon warnawarni lambang citacita, sebelum menggunting benangnya di pagi hari.
Tahukah kau, sejak itu aku mengadaada, mengganti posisi tubuhku, mengalihkan pandang mataku, memutar badan, melangkah ke segala arah. Kukumpul jejak aneka bunga tanpa sejengkalpun terlewat. Mengendapkan peristiwa, mengaduk rasa. menenggak hingga tak bersisa segelas hitam setiap malam.
Untuk kesekian kali kuberkata,"Ada puisi untukmu malam ini, adakah kau di sana." Kaujawab dengan menerbitkan bintangbintang di sekitar purnama*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar