Selasa, 22 Februari 2011

masif

Berjalan di sampingmu, tanpa matahari, hanya sebatang lilin liar menyala, menetes satusatu, melepuhkan langkah. Tak bisa lebih sesat dari sayatan menyilang di dada, cabut jantungku, taruh dalam kotak kayu, kuberi untukmu.

Musim akan dingn dan lapar, bakar kotak kayu, santap jantungku. Aku tak perlu menghitung waktu, tidurlah kau dalam ruang kosong di mana jantungku pernah tinggal. Sambil mencecap gurih darahku, setetes demi setetes, kubunuh resah.

Lelehan lilin menjejak putih, membeku udara, belajar bercakap dengan salju yang jatuh dari alismu, di mana daundaun kering mengubur ingatan*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar