Selasa, 22 Februari 2011

minor

Berjuta selsel kelabu mengetuk pintu. Kepalaku gang buntu, bau comberan, kotoran ayam, sayapsayap kecoa, bangkai tikus mengeluh, Jin biru muncul dari lampu, menawarkan tiga permintaan. Kuminta, jalan, kapal dan rumahmu. Lupa meminta pintu, bangku dan bukuku. Dinding sekolah runtuh, meratapi tungkaitungkai yang berbaris di jalanajalan, menuju dermaga, melambaikan tangan ke arah kapalkapal berbendera usang.

Berjuta selsel kelabu berebut masuk, membuat gaduh ruang dengan naskahnaskah yang beterbangan dari kitabkitab renta. Hujan busuk menusuk laut. Rumahku penuh barang lapuk, hendak mengamuk. Tirai berdebu dan pembersih kaca berebut jendela, kacakaca pecah. Aspirin bersenyum bulan mengejek lampu, jin biru gila kubuat, lampu pecah, jendela pecah, kepalaku diguncang gempa.

Berjuta selsel kelabu pesta berbaque, otakotak udang, nenas, jamur kancing melubangi tubuh dengan sebatang lidi, memetik gitar dan bernyanyi, kulihat ibu pertiwi*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar