Masih adakah yang ingin minum, mata menawarkan air pada bibir, tersenyum kering tertiup angin, gerah menanti butirbutir jernih membasahi tanah.
Tak berumah, jiwa terbang berputar mendaki menara, mencoba mnggerakkan lonceng menidurkan malam, mencemari udara dengan doadoa.
Masih adakah yang ingin kotbah, lidah menawarkan sajadah kepada kepala, mengangguk memandang jejakjejak merah di lantai mimbar.
Siapa mengajarkan dahaga pada garam dilautan, kalau bukan tuhan. Siapa menggemakan dendam di ruas tulang, kalau bukan tuhan.
Siapa yang edan, beranikah kutanyakan pada tuhan, siapa yang edan, tuhan? Boneka garam aku, ayah, ibu dan saudarasaudaraku, berdiri kaku*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar