Kau mencongkel kedua mataku. Menghapus lingkaran hitamnya yang berlendir. Melontarkan bagian putih yang tersisa jauh ke angkasa. Lalu berbisik mesra,”Lihat, kuciptakan satu matahari, satu bulan dari dua bola mata.”
Aku mengeluh putus asa,”Aku sudah buta.”
“Lihatlah, kau tak butuh bola mata,” Kauremas jemariku, erat*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar