Menjelang musim dingin, kudengar akar bernyanyi, lagunya terbang terbawa angin, daundaun merona warnanya ketika mendengar syairnya, melepaskan pegangan dari ranting, melayanglayang, lalu rebah di atas tanah, begitu rindu menemui akar yang telah menumbuhkannya di musim semi, merawatnya di musim panas.
"Tak apa jika kau lupa, aku mengingatmu
tak apa jika kau ragu, aku mempecayaimu
tak apa jika kau jauh, aku memandangmu
tak apa jika kau diam, aku mendengarmu
tak apa jika kau berlalu, aku mengenangmu
tak apa jika kau tak tahu, aku merindumu
tak apa jika kau tak ada di manamana,
aku menemukanmu dalam doa, melayang
tinggi di angkasa, aku menatap dari bawah,
tersenyum bahagia."
Mendengar nyanyian akar, aku tertunduk malu, betapa parau syairku, sedikitpun tak layak untuk kaudengar*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar