Selasa, 22 Februari 2011

nasib segelas kopi

Segelas kopi harus mengorbankan diri malam ini, lagi, malam sama kejam terulang, sama hangat, sama pekat, sama menyekat, sama melesat. Segelas kopi harus teramat pahit, sanggup meredam jerit, sepahit tamparan sandal jepit di pipi, biar tak melulu mengulum ingatan manis bibirmu*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar