Hujan berebut malam dengan anjinganjing liar, beranda rumahku banjir lolongan. Serpihan kapal dan pecahan kaca bertengkar hebat, saling menyalahkan, siapa lebih dulu melukai malam, anjinganjing liar mengibaskan ekor, kencang menyapu bintangbintang. Kurakura bertelur di kolong meja, di atas meja sekuntum bunga tekun menulis puisi tentang air mendidih, telur kurakura siap tinggal landas ke luar angkasa.
Ya.Ya.Ya. Marilah bersulang, demi segala yang hilang. Bayi ular mengeliat dalam gelas arak. Liur anjing liar membasuh lantai kapal dan wajah kurakura betina. Aku buta huruf. “Aku buta huruf!” Setumpuk buku riuh menyahut. Sekuntum bunga menjatuhkan kelopaknya, satu satu ke atas meja. Meja menjadi congkak, berkotbah,sejak dulu, tepatnya seratus sepuluh tahun yang lalu, manusia mampu bikin anjing berliur tanpa makanan. Apakah ini pesta, atau peta menuju sekolah*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar