Kamis, 24 Februari 2011

surga kita

Di sini surga kita.
Mereka mengutuk cinta, cinta membunuhku.

“Persis dia,” Mereka menunjukkan tangan ke jasadku. Akulah dia.

Tak peduli mereka saling menginjak, saling meludah, saling menikam, saling membakar. Aku tak beranjak, tak melihat, tak mendengar.

Tak berhenti bernyanyi,”Nanananananana…”

Cinta terkutuk tak pernah menunduk, tak ingin mengenang atau mengheningkan cipta, tak ingin menjenguk. Selalu mengangguk, ketika suara bertanya,” Semuanya baikbaik saja ?”

“Kau tak baca berita ?”

Sudah berkalikali kubilang kulihat cinta, kudengar cinta, datang, sesaat kemudian aku terbunuh.

Mereka kecewa, berlalu meninggalkan jasadku, orang mati tak bisa sedih. Burung nazar berkicau riang,”Di sini surga kita.”

Saatnya tubuh menjamu paruh, cinta tak bisa padam*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar