Kalau temboktembok bisa bicara, betapa riuh dunia. Mungkin tembok akan mendengking setiap kali ada yang kencing di wajahnya. Mungkin tembok akan melolong waktu kaleng kosong membentur keningnya. Bahasa tembok, mungkin serupa olokolok bulan pada bangku taman yang kosong.
Sungguh berkah tak terkira tembok tak bisa bicara, hingga aku bebas berbisik berulang kali, pada namamu yang sudah kuguratkan di sana, warna merah, menyala. Hahh…Tembok juga tak bisa muntah, sebanyak apapun kutumpahkan bisikan cinta.
Manusia gila, kudengar bisikan anjing yang kencing sambil tertawa*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar