Kalau kau matahari, terbitlah dari keningku. Akan kuputar dunia, kau singgahlah dalam telaga, ada sepasang bergelombang di mata, menimang bayangmu. Sesudahnya, kauhangatkan tanah merah, biar tak lagi gaduh mengeluh, biar doadoa terucap rahasia.
Sehari lebih dari cukup, diamlah matahari, hukum tata surya telah lama tercipta, setua usia batu bara. Satu rotasi sama dengan satu kali bumi mengitari matahari. Dan aku tak ingin menghitung berapa kali matahari berkedip, sebab mataku terlalu genit ketika senyummu selalu terbit*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar