Sungguh, aku merasa tersesat dalam belantara kata-kata, sesat yang nikmat
Alangkah takjub, serasa di firdaus. Aku terpesona pada hatihati yang bertebaran disini, hatihati yang berbisik lirih dalam ruang sepi, hening dan bening.
Seperti malam terkurung kabut, aku mendamba embun, yang kilaunya menandai datangnya fajar makin dekat. Semua membuat aku terlupa pada indah dan megahnya istana mimpi yang selama ini enggan kutinggal. Kemuakanku pada rembulan yang dipuja karena cahaya yang bukan miliknya sudah tuntas. Aku tak peduli lagi! Biar saja ku reguk sepuas hati titiktitik embun yang Cuma sekejap adanya, sebelum langit timur merekah sempurna, melelehkan tiap butirnya pada kelopak bungabunga rasa. Dan jika kupahami semua rahasia semesta ini, maka sekali lagi akan kukatakan selamat tinggal pada mimpi. Akan kusambut lenganMu yang merengkuhku dengan mesra dan gairah, sepenuhnya benamkan jiwa dalam dekapan hangat cahaya. bersamaMu akan kusyukuri nerakaku yang lebih sejuk dari surga serasa jika dalam pelukMu*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar