Embun bening di ujungujung perdu menjalar pada pagar rumahmu
Entah apa nama dan jenis rerumpun itu, berbunga kecil berwarna kuning
Kau kerap bersandar disitu seusai subuh, tunggu aku datang
Aku yang bahagia berlari menghampirimu, fajar sepertinya sudah tak sabar
Kadang ku lihat kau sempatkan petik sekuntum kembang, nanti diamdiam kausemat di rambutku. Pernah kembangmu terjatuh saat kita berlari, terinjak tanpa sengaja, aku terpaku dan berkata, “yaah..”.kau berhenti tertawa bertanya,”kenapa..”
“tak apaapa, nanti kupetikkan lagi, bukan cuma satu, sepuluh, mau..”
Apa kau tau, yang paling melekat dalam ingatan.
Jalanjalan berbatu di lereng bukit dimana langkah beriring menguntai waktu
Kau bersamaku, tak henti menarik lenganku sambil berkata,”ayoo..cepat, awan pekat sudah dekat.”
Kau ingin tiba di bawah pohon di lereng bukit sebelum hujan tercurah,
kau suka nikmati tetes hujan yang tak sempat tersangkut rimbunnya daun, saling pandang dan tertawa menghitung tiap titik air mendarat di wajah,”hidungmu”, “pipimu”,”alismu”
”keningmu”,’bibirmu”,begitu kita saling berkata menandai tiap kali hujan menitik.
“Aku akan menyentuhmu persis seperti hujan”,katamu dengan mata berbinar.
Aku hanya bisa terpana, terpenjara dalam istana hatimu yang berdinding dan berlantai sebening air.
Apa kau tau, yang paling mengikat hatiku padamu
Malammalam saat langit gelap begitu licin, hingga semua yang berniat memetik bintang jatuh tergelincir, bintangbintang jatuh menggelinding ke sagala arah, kerlip cahayanya bertebaran ke segenap sudut ruang angkasa.
“Kelak aku akan terbang naik roket melubangi langit, menembus atmosfir, mendarat di atap jagadraya, akan kuambilkan sebuah bintang paling terang untuk kuhadiahkan dihari istimewa kita”, kenapa hatiku begitu luluh mendengar katakatamu.
“Hari istimewaku adalah hari dimana aku ada dalam dekapmu nikmati bintangbintang yang jauh tak tersentuh”
“Tak ada hari apapun tanpa kau ada”
Air mata ini begitu nyata mengantar pergimu ke alam mimpi
Aku selalu menunggu disini, menunggu kau pulang atau datang entah darimana,
Sesungguhnya pernahkah kau pergi atau berangkat; tak tau aku
Aku tau kau akan berkata,”aku selalu ada, tidak dimanamana, aku selalu ada..”
Mengikat hatiku tak terurai waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar