Angin bertiup tajam
memisahkan reranting dan dedaunan
diamku berharap; tak ada sehelai daunpun menyesal karena belum sempat katakan selamat tinggal dengan mesra pada rantingnya
hatiku bertanya; kehilangan atau kebebasankah, yang kini dirasa reranting setelah tak ada daundaun yang mesti digenggam erat setiap saat
mataku melihat; hanya hampa
mati rasa; angin merebut semua rasa,
semoga diterbangkan kearahnya
Angin bertiup semakin gemuruh
"kelopakkelopak bungamukah ini, yang menghambur dirambutku"
Sebutir pasir menusuk mata, menderas bulirbulir air dipipi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar