Jumat, 26 November 2010

cinta gombal

Kau bertanya;
Dengan apa bisa menuliskan tentang cinta, tinta begitu cepat mongering dan memudar, kapur dan pensil akan mudah terhapus oleh sentuhan bendabenda yang tak tau makna
Pada apa harus tuliskan tentang cinta, kertas akan lapuk oleh waktu, dinding kusam oleh debu dan cuaca, batang pohon kelak akan roboh diterpa badai, pasir pantai tiap detik tergerus ombak

Aku akan coba menjawab, maaf kalau terkesan gombal;
“tuliskan dengan bibirmu yang tersenyum di anganku, maka cinta takkan pernah terhapus oleh apapun, tidak oleh airmata, tidak juga oleh resah. Takkan terusik oleh waktu, bertahan dalam segala cuaca dan badai”

Gombal tibatiba nimbrung;
Apa salahku kalau cinta memilihku jadi sahabatnya, aku memang paling paham hasrathasratnya. Aku yang sederhana, ada dari sisasisa yang dibuang sayang.
Aku yang tak pernah pilihpilih orang, semua pantas menyentuhku, dari babu sampai tuan direktur (kalau kebetulan beliau perlu bersihkan meja kerjanya dari tumpahan kopi saat asyik merayu asisten kemayu). Tentu cinta merasa sepadan denganku yang akan bersihkan setiap noda pada meja, lantai, dinding, juga telapak tangan siapapun. Aku yang rela baktikan diri agar setiap permukaan bersih dan jernih.

Cinta ketawa;
Bukan aku kalau tak mampu menggombal, tak rela digombali, sekaligus jadi gombal sejati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar