Aku adalah aku
Mengaku aku
Bukan aku
Memang aku
Aku adalah air
Mengalir aku
Beku aku
Mencair aku
Aku adalah debu
Menderu aku
Mengabu aku
Menyeru aku
Aku adalah tanah
Menginjak aku
Pasrah aku
Menjejak aku
Dan lihat sekarang siapa aku yang sombong pada kerendahan hatiku, congkak berlagak bijak. Siklus yang mencari kultus saat duduk buang hajat di kakus,husshh! Garis yang putusputus, kehilangan rumus, tapi setidaknya pahaku mulus, uuppz!
Aku air dengan anomali yang bikin air tertawa geli, melihatku maunya mengalir ke tempat tinggi
Aku debu berwarna dadu yang mengotori lantai kuilkuil suci, tak mampu disapu biarawan yang malah jatuh cinta padaku
Aku tanah hitam selalu rakus melahap tiap bongkah merah daging busuk tak berdaya, pasrah terbungkus putihnya kafan
Dan sekarang masih juga kau mau tau tentang aku. Apa sungguh kau akan paham, aku cuma sekumpulan selsel dengan aneka alamat DNA sesat tanpa jejak, gengen tak dikenal asal.
Selsel kelabu suram, rumit dan seram dalam tempurung kepala yang bergerak liar terjamahkan peta dan sejarah, juga sabda, tak apalah asal dadaku kencang, lancang! Aku anak terbuang yang gagal jadi perempuan jalang, hanya mampu sesekali melayang melintasi orbit bintang berlambang setan, biar saja toh aku bisa membuatmu merasa jantan, sialan!
Aku masih ingin jadi air sejati
Aku masih rindu jadi sungguh debu
Aku masih harap jadi benar tanah
Aku masih hendak jadi bukan aku
Semoga sekarang aku jenuh pada keluhku
Terlalu jauh terjatuh aku
Tunduk aku bila waktuku luluhkan aku padamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar