sungguh, tak kusangka sepagi ini sudah kausapa lagi
merinai awali hari, akankah kau basahkan lagi mimpi yang nyaris mengering
semikan tanah, tangkai dan bunga
kau yang selalu air
pernah kubaca wujud lainmu, meluap dari mataair yang jauh
selalu saja sesuatu yang jatuh
bergemuruh
jenuh
luruh
seluruhnya hanyalah suara menyuruh berteduh
duh, betapa pengecutnya manusia
sedang kupukupu riang menari dibawah guyurmu
pun, mawar itu pelahan membuka kelopaknya menyambut tiap tetes rindumu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar