Jumat, 26 November 2010

hujan pagi

sungguh, tak kusangka sepagi ini sudah kausapa lagi
merinai awali hari, akankah kau basahkan lagi mimpi yang nyaris mengering
semikan tanah, tangkai dan bunga

kau yang selalu air
pernah kubaca wujud lainmu, meluap dari mataair yang jauh
selalu saja sesuatu yang jatuh
bergemuruh
jenuh
luruh

seluruhnya hanyalah suara menyuruh berteduh
duh, betapa pengecutnya manusia
sedang kupukupu riang menari dibawah guyurmu

pun, mawar itu pelahan membuka kelopaknya menyambut tiap tetes rindumu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar