Jumat, 26 November 2010

obat nyamuk (bukan judul)

Meringkuk di bawah dipan, diamdiam aku merekam tiap derit di malammalam yang pelit, tak mau berbagi eloknya purnama atau alunan suara nyanyian angin di sela bambu. Ruang sempit tanpa cahaya lampu mengurungku pilu, hanya sedikit pelita menyala ragu, kehausan minyak, dalam hati ingin kutawarkan tuak sebelum penaripenari didinding keburu mati. Begini sepikah dunia, pahit terjulur nafasku, ku ratapi takdirku, kenapa keharumanku mesti jadi pembunuh keji bagi satusatunya mahluk indah yang sempat kukenal. Mungil paruhnya merah secerah senja, sayapsayap kecil bergetar tanpa henti, mainkan musik eksotis tanpa nuansa sadis dipaha dan betis. Duh, apakah aku membunuhmu..maafkan aku, tapi tibatiba aku di ujung menatap aku yang pangkal, kian dekat. Tibatiba saja aku ketawa, ahh sahabat kecil, kita bersama mendekat ajal, dibalik dinding ini aku akan merengkuhmu dalam wangiku tulus, kita akan terbang bersama merayakan hilang nama dan suratan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar