andai aku bisa memaksa angin menderukan kejujuran, takkan bisa kuhitung betapa banyak bau anyir luka yang terkirim ke rongga dadamu. cerita apa yang kau mau dariku? tentang negosiasi rasa dan hati patah agar tak menuliskan sajak yang terlalu banyak mengeksploitasi kemalangan yang tak bisa kuterjamahkan dengan bahasa, karena bahasaku selalu pintar menghindari derita yang memang tak pernah jadi ilusi nyata, sekadar rasa kasihan pada anak manja yang merajuk disudut hati.
kau bilang aku purapura
lalu,purapura tak peduli padaku
yang katamu purapura peduli padamu
aku dan seribu wajahmu yang mengendap dalam tidur gelisah jiwajiwa berwajah suram
pagi ini aku akan bangun disebuah kasur penuh boneka dan bantal merah muda bertuliskan 'i lov u'
tentu, itu bukan aku, kau tak boleh tau dimana aku terbangun pagi itu
di emper jalan yang mana, di kolong jembatan mana, takkan ada di peta
andai aku bisa merayu angin menghembuskan mendung kelabu ke arah cahaya. mungkin akan segera tercurah hujan deras diteras rumahmu. lagu apa yang akan kaumainkan ? bisakah tentang rindu dan waktu pilu, semoga sempat bertemu demi meluruskan makna tentang doa dan harap terucap dalam pengap dunia. duniamu dan duniaku yang tak tersentuh, tak terpisah, tak terlukiskan. lebih dari semua tandatanda kandas terbenam masa.
aku bilang aku sungguhsungguh
saat kau sungguhsungguh ragu
sungguhsungguh ku butuhkanmu
kau dan seulas senyum diwajahmu yang merekah dalam mimpimimpi hati yang manis
malam ini kau akan tertidur lagi dalam hangat kamarmu yang bertirai indah
pasti, aku tau dimana aku akan terjaga mananti fajar
di taman mana, di bawah pohon mana, hanya ada dalam angan
hanya saja,
jangan pernah lagi kau cegah setiap kata mencari makna
andai saja,
cuma serupa sekotak coklat aneka rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar