Sabtu, 20 November 2010

bincang bincang saat kencan

“Cintaku, boleh donk kuminta alamat Fbmu, ato lebih bagus kalau kau mau kasih nomor Hpmu, biar ku tau mesti ku kirim kemana keluh kesahku”

“Sayangku, dirumahku ga ada listrik, ga kenal barangbarang elektronik, jadi aku ga punya laptop dan modem, buruburu alamat fb, atau nomor hp“

“Duh, kau sungguh payah. Apa susahnya jadikan semua itu ada di surga. Katanya kau maha bisa, masa fb ato nomor hp aja ga ada. Gimana kau bisa hidup macam jaman batu, tanpa pengetahuan dan teknologi, ga canggih, ga trendy. Apa kau juga ga tau konsep waktu. Janganjangan kau malah ga punya sepatu”

“Hahahah..tau aja kamu. Memang begitu adanya sayangku; kamu benar aku juga ga punya sepatu”

“Hah..kenapa bisa begitu?”

“Kenapa harus punya sesuatu yang ga ku butuh. Mungkin kau butuh sepatu supaya kakimu ga terluka garagara tertusuk duri ato terantuk batu. Tapi, disini ga ada duri dan batu. Sepatu hanya akan jadi halang bagi kakimu untuk rasakan lembut dan sejuknya awan yang terhampar jadi seluruh lantai dan jalanku”

“Sungguh?! Keliatnnya pasti menawan kalau bisa berjalan di atas awan. Ngomomgngomong, jadi ingat sesuatu, to the point aja ya, kebetulan nih sepatuku sudah butut, bikin aku jadi ngerasa ga patut jalanjalan ketemu siapapun. Itu sebabnya ku habiskan hampir semua waktuku di rumah aja, duduk manis di kursi, ga pakai alas kaki, nulisnulis puisi ga berisi yang pengen banget ku bagi sama orangorang suci, siapa tau mereka bisa ngerti, syukur kalau mau nanggapi”

“Hahahah..bisa aja kamu..”

“Aku baru tau kau suka ketawa, ingatkan aku pada seseorang lain yang ku sayang”

“Hahahah, ya begini adanya. Tapi, kau salah sayang. Orangorang suci ga suka puisi, mereka ga akan ngerti, ga mungkin bisa nanggapi. Orangorang suci taunya cuma sibuk nyuci. Coba deterjen dan pemutih segala merk dan jenis, ga pernah berhenti coba hilangkan nodanoda bandel yang nempel di mantel”

“Hihihih..masa sih?!

“Sayangku, ku senang akhirnya kau juga bisa ketawa”

“Iya, kau yang buatku geli. Tentang orangorang suci itu. Mereka pasti nyucinya pakai tangan ya, ga ada mesin cuci juga disana, kan? Apa mereka berhasil hilangkan semua noda? Memangnya mereka sudah coba pakai segala jenis deterjen dan pemutih yang dijual di bumi?”

“Hmm,,kenapa kau jadi tertarik pada orangorang suci? Tapi, okelah akan kuceritakan biar kau senang. Mereka nyuci pakai tangan sampai lecet dan mengepal telapaknya. Ntahlah, mungkin mereka belum temukan deterjen merk terbaik yang bisa lunturkan noda dengan sekali kucek sekaligus lembut ditangan. Duh, kenapa mesti buang waktu bicara tentang orang suci dan masalah cuci mencuci, sepertinya basi, ga asyik. Yukz bicara halhal yang menyenangkan saja”

“Apa kau ga tau, semua yang ada disini rasanya ga ada yang menyenangkan. Paling bagus cuma rasa kenyang, melayang, anganangan, kenangan. Apa yang asyik dan bisa menarik hatimu, kau sudah miliki segala yang ku punyai”

“Kau ga tau sayangku; kalau memang demikian seperti yang kau kira, tentu tak kan ku jadikan kau ada untukku. Jadikan kau kesayanganku, mengajakmu kencan dan berbincang seperti sekarang”

“Hah..?”

“Sayangku, kaulah yang menyenangkan untukku, kau kesenanganku. Bahkan bayangbayangmu yang memanjang saat siang beranjak senja, teduh, panjang dan riang mengikuti langkahmu. Kesukaanku adalah mengamati setiap gerakmu sepanjang waktu”

“Benarkah? Kalau begitu maukah kau kirimkan untukku sepasang sepatu baru, agar aku bisa jalanjalan lagi dengan riang. Agar aku bisa buat kau senang melihatku jalan, ato mungkin juga berlari. Aku ingin kau melihatku berlari kencang menghindari bayangbayang, mungkin bisa makin bertambah senangmu, aku ingin sekali menyenangkan hatimu”

“Sayangku, kau sungguh baik hati. Sungguh menyesal sekali tak bisa kukirimkan sepasang sepatu itu untukmu, bukannya apaapa, tentu kau juga paham bahwa di tempatku sini ga ada benda macam itu, jangankan sepasang, sebelahpun tak ada. Disini hanya ada sayap, berpasangpasang sayap dengan segala bentuk dan ukuran. Apa kau mau kukirimkan sepasang sayap untukmu, sebagai pengganti sepatu?”

“Ahh, kau serius?! Apa kau sungguh mau kirimkan sepasang sayap untukku. Aku mau. Aku sungguh mau. Taukah kau, sejak dulu aku ingin punya sayap dan bisa terbang, tapi aku selalu sungkan katakan padamu inginku yang satu ini. Kupikir hanya malaikat yang boleh punya sayap”

“Hahahah.. lagilagi kau tak mengerti aku. Kau salah sangka sayangku; katakan saja semua yang kau ingin dariku, jangan pernah sungkan, ga perlu bimbang, ga pakai ragu, apapun itu. Jika aku bisa dan punya apa yang kau pinta pasti kan ku berikan, apapun itu. Harusnya kau tau sayangku, apa sih yang engga buat kamu. Kamulah kesenanganku, kesayanganku. Sekarang pejamkan matamu, dan tahan nafasmu, akan segara kukirimkan sepasang sayap terindah untukmu. Segeralah terbang, aku menunggumu disini, di atas awan. Ahh sayangku aku ingin secepatnya menggandeng tanganmu, terbang menjelajah bintangbintang”

"Asyiikk..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar