Sabtu, 20 November 2010

pelukis mimpi

wahai pelukis mimpi
yang selalu siaga dengan pensil runcing menanti lembar-lembar kosong menghampiri
semua lembar mampir penuh pinta dari dahaga melilit raga
datang dari segala penjuru angin
sebuah lorong panjang.tangga melingkar.
balkon dan tanaman rambat berbunga jingga dan ungu.
halimun kelabu. pinus tua.
hutan rimba. air terjun bertingkat tujuh.
labirin tiada akhir
melingkar dan menjulang

pelukis mimpi,itukah dirimu
datang menunggang kuda putih bersurai cahaya
baju zirah perak.pedang bertahta intan. sebuah kotak tembaga.
begitu bergegas membelah malam. menebas sulur-sulur ranggas
semua aral gagal mencegahmu.tak menghambat lajumu.

pelukis mimpi sesaat lagi dini hari
langkahmu terhenti tepat di gerbang istana, kau turun dari kuda.
sang putri,calon mempelaimu menunggu disana.
kau tak punya kunci,namun kau tau setiap pintu patuh pada titahmu
rumput hijau. rusa dan landak. burung-burung merak.
masih ada seekor naga yang baru terjaga,mungkin kau lalai mengucapkan mantra tidur untuknya

pelukis mimpi tak gentar,sebentar lagi fajar
pedang terlempar kibasan ekor naga.
bukannya geram.naga cuma tersentak,saat
terbuka tutup kotak tembaga,merpati putih terbang melesat.
ohh, rupanya naga terpesona,mungkin juga jatuh cinta. lucu sekali..
merpati putih terbang berputar lalu hinggap di tanduk naga berbisik lembut,”kau boleh menikahiku jika cerita ini usai.”
naga tersipu malu,bergegas terbang menyusul merpati pencuri hati.

pelukis mimpi,kau brilliant,kini jalanmu lapang.
tepat waktu.tak satupun lembar-lembar buram terlewat tanpa kauhias.
di beranda istana putrimu berdiri menanti.di tangannya sebuah sangkar emas.
merpati biru didalamnya penuh harap menatap kotak tembaga,menanti belahan jiwanya segera muncul genapi janji.

ahh, pelukis mimpi kisah apa akan kau ceritakan pada merpati biru tentang merpati putih belahan jiwanya yang kini jadi kekasih naga, agar sang putri tak patah hati, masih sedia jadi mempelaimu di ujung pagi

duhai, pelukis mimpi,
tak jerakah kau, dengan muslihatmu menjerat kata-kataku....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar