Jumat, 26 November 2010

serupa malam

Aku mengaduk pekat malam bersama serpihan bintang dalam secangkir air panas, dari hujan yang terjerang resah. Kini tersaji kopi harum dimejaku, uapnya mengepul hangati jemari. Kentalnya melupa kesal, jauhkan sesal. Kureguk lambatlambat hangat malam dari cangkir semesta. Betapa nikmat, lezat menjerat hikmad .. mungkin subuh nanti akan ada banyak sajak tersangkut di lidah mimpi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar