Jumat, 26 November 2010

malaikat maut

Malam ini, akankah kau datang lagi dari dinding lembab rumahku. Seperti biasa kita akan bercakap dalam bahasa sunyi. Bertukar sapa di puncak hening. Dan aku terpesona mendengar setiap kisahmu. Kau telah singgah ke banyak rumah sebelumnya, hanya sekali saja. Tak seperti aku yang keras kepala, atau mungkin terlalu tinggi hati, belum juga terbujuk rayumu ikuti kau pergi, menyusuri lorong panjang berujung gua, tempat dimana jasad seorang nabi bersemayam. Tak apa, kau bilang, “masih ada banyak malam yang akan membuatmu geram, hingga akhirnya kau mau ikuti aku membalas dendam pada tubuh rapuhmu, meninggalkannya terbujur di pintu waktu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar