bisakah aku jadi sajak dalam lembarlembar hidupmu, tak peduli lusuh, tak gentar menghadang tiap sendumu, menyair tiap nyanyi jiwamu
katamu kau telah jadi penyair yang selalu memuisikan perih, tak kupahami, memercik sepi, meramu syahdu semanis madu katakatamu
aku masih ingin tau dihutan mana kau sembunyikan setiap luka yang tak pernah terobati waktu
aku juga ingin kau tetap tak kenal sesal
pun, andai tubuh hancur lebur pada kehendak sekedar menjadi layak
pun, andai tulang remuk pada amuk yang teredam angguk
ketidak mengertianku adalah kepercayaan tanpa syarat yang akan selalu jadi sahabat bagi tiap kecewa yang kau pilih tuk mengalihkan pandanganmu dari cahaya sejati
maaf,
aku hanya sajak yang tak pernah sempurna menuang makna bagimu; penyair yang mencari arti cahaya di sela ranting pohonpohon keheningan dalam belantara tanpa nama
sajak dari penyair yang bukan siapasiapa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar