Selasa, 28 Juni 2011

waktu istirahat siang

by Dian Aza on Tuesday, April 5, 2011 at 12:54pm
Jam istrihat siang, para buruh pabrik berseragam biru berhamburan keluar dari ruang kerja, seperti sekawanan burung parkit yang pintu sangkarnya baru dibuka. Riuh dan berkepak, lalu hinggap di sepanjang pagar. Di sana sudah menunggu deretan pedagang asongan, banyak pilihan menunya, semua murah meriah. Sesaat kemudian ratusan gigi dan lidah bergerak bersama, proses pencernaan mulai bekerja diiringi kicauan sumbang tentang cemburu, selingkuh, hutang, tagihan listrik, uang sekolah, rencana hajatan, dan seribu satu macam topik lain yang tak pernah tertulis di surat kabar manapun.

Untung sekali aku hanya tiang listrik, tak perlu pusing memikirkan yang tak penting, tugasku hanya satu, berdiri tegak menopang beberapa kabel dan saklar. Tak ada kerisauan sedikitpun menggangguku, aku hanya melihat dan mendengar tanpa terlibat. Aku tertawa geli ketika ada yang menumpahkan air hangat pada kakiku. Seorang pemuda berwajah dungu sedang kencing dengan mata terpicing. Hihihi…Manusia ternyata juga serupa saluran air, dengan hitter menyala di dalam perutnya. Baru lima belas menit yang lalu kulihat pemuda berwajah dungu memasukkan segelas es kelapa muda ke dalam mulutnya dan, alangkah hangat air yang mengucur keluar dari bagian bawah perutnya. Aku terus tertawa tanpa suara hingga waktu istirahat siang usai.

Burungburung parkit besayap biru harus kembali masuk ke dalam sangkarnya. Sungguh sayang, padahal siang begini cerah*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar