Selasa, 28 Juni 2011

baik baik saja

by Dian Aza on Friday, May 13, 2011 at 3:51pm
Tidak lagi aku bertanya kepada labalaba, tentang bagaimana bisa membuat sarang dari liur, itu hanya bisabisanya binatang tak bertangan, cuma punya kaki sampai delapan jumlahnya. Kakikaki tak bisa mengaduk semen, tak bisa menyusun batubatu, bisanya berjalan melingkarlingkar secepat liur menetes deras. Hanya manusia cacat mental bisa meneteskan liur sederas labalaba, mungkin sampai bisa dijadikan sarang, tempat istirahat dan menunggu mangsa. Mangsa adalah berkah.

Manusia normal tak layak merendahkan diri macam serangga, atau mereka akan menjulukimu menderita down syndrom sejak kau berada dalam kandungan. Dunia punya banyak literatur, tak akan habis dibaca setua umur, pun jika ramuan panjang usia itu ada dan kebetulan kudapatkan entah dari mana, siapa peduli pada ocehan orang yang tak mampu membersihkan liurnya sendiri. Mereka yang hebat telah membayar begitu mahal untuk didengar dan mendengar. Telinga adalah labirin berlendir, bisa menjerat dan membunuh setiap serangga yang kesasar di dalamnya karena terlalu banyak mendengar, atau tak dengar apapun. Tanggungan yang setara beratnya.

Tentang siapa kubicara, tak perlu ragu, masih tentang aku. Tak pernah tentangmu, serangga mana tahu tenggang rasa. Aku bimbang, lebih dari setengah keyakinan saja kubilang, keangkuhan dan kesombongan adalah teman paling baik hati dan setia. Ketika semuanya hilang, menyusut macam bayangan dalam cahaya, gelap menaungi, macam kesombongan atau keangkuhan, tak ada beda atau sama saja, membisikkan ke dalam telinga, kau baikbaik saja.

Aku baikbaik saja, seperti seharusnya semua binatang berliur dan berlendir banyak pada mulutnya. Liur dan lendir selalu banyak gunanya, bisa untuk membuat sarang, menjebak mangsa, mencerna makanan, menyembuhkan luka. Meski semua yang berliur dan berlendir banyak selalu menyeramkan, semua cermin sudah pecah dalam peperangan yang masih berlangsung dalam segenap rongga dan lorong pada tubuhku sendiri. Aku baikbaik saja, jauh lebih baik dibanding labalaba, anjing, atau monster berlendir di televisi. Aku baikbaik saja menikmati dua tangan dan dua kakiku sendiri*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar