by Dian Aza on Saturday, June 18, 2011 at 11:05pm
Di perutku engkau pernah mampir, menyingkirkan pesta pora dan genangan liur yang kutelan tak sengaja, lalu aku muntah. Kertas kertas basah di lantai dan lorong lorong berbau karbol berdebat tentang siapa yang menciptakan gol di babak kedua. Kau menangis mengira aku mengusirmu, tapi tidak, aku hanya tersedak tidur panjang para perajang daun tembakau, darah mengalir dari hidungku, punggungmu ditumbuhi laut yang menanti penghuni*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar