by Dian Aza on Tuesday, May 24, 2011 at 10:00pm
Nyeri benar bibirku menyebut namamu. Serupa gunting membentuk pola selembar kain, matamu menjahit luka, menusuk pandang, merangkai jubah. Untuk kukenakan di hari penasbihanku kelak. Akankah kausulam namamu di salah satu bagian tubuhku, kemudian kaupakaikan baju agar tak terbaca luka yang kausebut harga. Baiknya tak lagi meretakkan suara hanya demi sebuah nama, sebagus dan sesuci apa nama tak akan sanggup jadi mantra pelipur lara. Tidur saja Nak, di kegelapan bisa kaujumpai banyak wajah ramah ingin mengajakmu bercanda, boneka namanya, mereka semua sangat lembut hingga tak bisa terluka*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar