Selasa, 28 Juni 2011

persembahan

by Dian Aza on Sunday, May 8, 2011 at 12:50am
Mana yang kausuka, katakan saja, akan kuceritakan dari semua sudut tentang tebing itu. Tak peduli jika aku harus menggantung di mulut maut. Aku mencintai semua yang kaupinta, semua yang ingin kuberi untukmu. Jangan peduli, jangan peduli, atau telur busuk akan berterbangan ke hidungmu.

Burung nazar biar menunggu siasia, aku menggantung selamanya, merekam arah angin, perjalanan awan, keinginan kuat tangan melepaskan pegangan. Aku ingat pesan batang bambu tak macam aku punya banyak bagian tubuh yang bisa mencengkeram dinding curam.

Ini sandiwara yang selamanya, berbatubatu penonton setia tak mau tahu, tak sudi bertepuk tangan. Tak ada yang akan usai, aku akan terus berayun mengabaikan keinginan tangan melepaskan pegangan, hingga burung nazar menelurkan bulan di mulut naga*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar