Selasa, 28 Juni 2011

selesai ujian

by Dian Aza on Friday, May 13, 2011 at 2:39pm
Ujian sudah kelar, sangat mudah ibu. Bapa dan ibu guru sangat baik kepada kami, anakanak sekolah. Tak ada satu soalpun yang harus kami jawab sendiri. Semua jawaban sudah disediakan di bagian bawah pertanyaan yang namanya soalsoal ujian. Semua jawaban, ada empat atau lima pilihan, kami tinggal menentukan mana yang benar menurut yang sudah kami pelajari di sekolah, dari bukubuku atau ceritacerita bapa ibu guru.

Sebelum ujian bapa ibu guru telah mengatakan berulang kali agar kami rajin belajar, karena soalsoal ujian bukan mereka yang membuat, bukan sekolah. Dinas yang membuatkan soalsoal ujian bagi kami, betapa baiknya.

Sebenarnya kami tak peduli Ibu, kami sudah berusaha meluangkan waktu untuk belajar, di antara semua keributan di rumah dan di luar sana. Kami juga sudah berdoa bersama temanteman dengan khusyuk, tentunya kami tak punya banyak dosa yang mungkin menghambat jalannya doadoa kami ke surga. Sudah pula kami mohon doa restu dari kalian semua para orang tua yang pasti dengan ikhlas merestui dan mencurahkan setiap doa dan berkah kepada kami. Ya, pendeknya kami sudah berusaha mengerjakan bagian kami sebaikbaiknya. Kecuali menjadi diri kami sendiri.

Tak apa Ibu, kami sudah senang boleh memilih yang paling benar di antara semua jawaban. Bukankah itu baik hati. Kami jadi tak perlu repot mesti mencari dan menuliskan jawaban kami sendiri. Kami masih terlalu muda dan naif untuk mengerti, tentu jawaban kami akan sedikit berlebihan dan tak layak dikatakan. Mereka akan tersenyum, menghela nafas panjang dan berkata dengan suara pelan,”Yah namanya juga anakanak, pasti suka berkhayal yang tidaktidak.” Begitulah kiranya yang terbayang dalam benak kami jika mereka membaca jawaban kami.

Kami ini masih kecil, tahu apa tentang moral, apalagi tentang hitung hitungan, apalagi tentang bahasa, apalagi bahasa asing. Tidak Ibu, kami tak tahu apapun tentang itu, hmm bisakah kami bisikkan padamu,”Kami tak ingin tahu.” Seperti juga ibu yang tak tahu akan jadi apa kelak kami jika besar nanti.

Memilih itu memang harus dipelajari sejak dini, mungkin pesan itu yang ingin disampaikan dinas kepada kami. Tentu akan sangat bermanfaat sepanjang hidup kami. Ibu pasti sudah paham betapa siasianya mempunyai jawaban sendiri, meskipun yang paling benar menurut kata hati, tak akan ada yang peduli, bahkan sampai mati. Ibu malah pernah berkata dalam hati, menuruti kata hati hanyalah makan hati, kami juga hanya mendengarnya dalam hati. Belajar memilih adalah satusatunya pilihan yang paling bagus untuk kami.

Memilih juga aman, kalaupun pilihan kami salah, kami tetap baikbaik saja, tinggal menunggu waktu memilih tiba kembali dan kami bisa memilih yang kelihatannya lebih baik. Selalu ada waktu untuk memilih kembali.

Begitulah ibu, jawaban anakanakmu yang baru selesai mengerjakan soasoal ujian sekolah. Ibu pasti mengerti dan sekarang kami bisa bermain lagi, sementara Ibu harus memilihkan sekolah lanjutan bagi kami. Ibu jangan sedih kalau salah memilih, kami sudah tahu kalau memilihpun juga bisa jadi sangat sulit, terutama kalau hanya pakai hati, tanpa punya yang lain. Tapi Ibu, kami tahu pasti mana layanglayang yang paling tajam benangnya, yang akan terus membubung di langit biru. Ibu jangan resah ya, langit sore ini sangat cerah*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar