Indukku berenang di telaga yang menelan badai, aku dikirim tibatiba terbaring di tanah landai. Rindang akarakar pohon membisikkan keteduhan di hari kelahiranku. Di sebuah telaga yang menelan badai indukku masih berenang gemulai. Tak ada satupun alasan bagi seekor induk untuk menengok ke arah yang telah berputar tanpa lelah.
Aku tumbuh menjadi pohon, indukku menyelam segesit ikan. Suatu hari mungkin akarku akan menjulur cukup panjang sampai telaga. Atau sepasang siripnya melebar, menguat, mengantar indukku menggapai dahan.
Hari itu hujan turun sangat lebat, telaga memuntahkan badai, akarakarku menggapai, indukku terhanyut bersamaku ke satu arah, kami menyebutnya muara, jika sempat saling bicara*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar