Selasa, 28 Juni 2011

lubang jalan

by Dian Aza on Friday, May 20, 2011 at 10:24pm
Suatu ketika bayang bayang begitu perkasa merangkum tubuhnya sendiri. Menghardik segala sumber cahaya, menepi, menepi hingga ke ujung bumi. Aku tak tahu di mana ujung bumi, di mataku cahaya hanya menepi, meninggalkan barisan sepi berdiri mematung sepanjang jalan. Itu tiang lampu, gagu dan bisu, tak bisa menyala tanpa sumber cahaya. Jauh di sana, entah di mana ujung bumi mungkin sedang berlangsung pesta kembang api, atau berkedip tanpa suara, menitik air mata. Ujung bumi di mana cahaya menepi ingin merayakan kedatanganku yang telah sia sia memisahkan tubuh dan bayang bayang. Inikah malam, aku ingin bertanya kepada jalan siapa mengantar wangi irisan daun pandan kepada bayang bayang, terlalu menyumbat nalar*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar