by Dian Aza on Wednesday, April 27, 2011 at 11:38pm
Seandainya namanama jalan sungguh paham, bahwa semua senyum, tawa dan suarasuara sangat mahir menipu arah. Tak perlu isyarat angin dan cahaya menyampaikan pesan lewat hembusan sejuk dan hujan, dari mana musim datang dan pergi setelah singgah sejenak. Menuliskan sajak lupa di atas batubatu di tepian jalanmu, bukan di kelopak bunga kesayangan serangga, wanginya terlalu rapuh, gugur sebelum seputaran bulan. Batubatu selalu teguh menyimpan jejak musim di punggungnya, sabar menunggu cuaca cukup lembab mendekap untuk menumbuhkan lumut, merepihkan tubuh pelanpelan melintasi jaman, memberi nama jalanjalan, menyimpan kenangan diamdiam, panjang, berkelok. Jalanjalan tak dikenal, belum pernah ditempuh semua senyum, tawa dan suarasuara. Jalanjalan yang melangkah sendirian menyeberangi malam segala bulan*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar