by Dian Aza on Monday, April 4, 2011 at 9:32pm
Rinduku sebutir batu, tertanam paling dalam di lubang dadamu. Batu pertama yang diletakkan tangan terhormat sebelum tukang batu mulai menimbun setumpuk batu di atas tubuhku. Bangunan bertingkat megah di atas tanah kelak mungkin roboh diterjang badai, tak bergeming batuku di rongga bumi. Tetap, diam, tak ada retak, tak sedikitpun terguncang.
Mungkin suatu hari nanti kau akan menggali tanah di bawah reruntuhan, jemarimu yang dekil dan tersayat menemukanku masih mengeras, utuh seperti semula. Seperti layaknya sebuah batu, rinduku tak membaca ayat ayat manapun di catatan waktu*
Mungkin suatu hari nanti kau akan menggali tanah di bawah reruntuhan, jemarimu yang dekil dan tersayat menemukanku masih mengeras, utuh seperti semula. Seperti layaknya sebuah batu, rinduku tak membaca ayat ayat manapun di catatan waktu*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar