Selasa, 28 Juni 2011

buaian mimpi

by Dian Aza on Thursday, April 28, 2011 at 11:52pm
Malam menyemir kakikaki berdebu, membasuh sungaisungai keruh, menyapu jalanjalan lusuh. Mengecup setiap mata dengan mesra, membisikkan selamat tidur, berjanji bahwa tak akan ada selembar daun hijau kekuningan atau merah kecoklatan gugur tanpa sepengetahuan mata, keindahan itu akan dijaga dan disimpan untuk esok kembali berjatuhan. Semua memar dan luka biar tenggelam dalam kelam, tak nampak. Hanya remang berjubah cahaya dari lampulampu di balik jendela, di teras rumah, di pojok taman, mencoba menciptakan sedikit kisah yang dilebihlebihkan keadilan.

Serupa seorang buta warna, malam menyayangi angkasa kelabu atau biru sama rata, bahkan gurat pelangi tak mampu mengusik kehendak memuja hujan lebih dari sekedar kucuran rasa langit, tercurah untuk keikhlasan samudra berbagi sejuk pada bukitbukit tandus.

Dalam rahimnya, aku dan tubuhtubuh berdebu semurni bayi tak peduli pagi, meringkuk, menghisap jempol tangan masingmasing, menyadap getah resah jemari sendiri, terlena manis*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar