by Dian Aza on Sunday, April 10, 2011 at 3:11pm
Apa yang mesti kusampaikan pada segelas kopi, bahwa kau tak ada di sini. Tak ingin kubuat segelas kopi bersedih di sore yang sejuk, padahal telah diberinya terang untuk mataku. Kalau aku berdusta, gelas kopi pasti akan kecewa, menjadi kian pahit di bibirku. Kupandang langit lewat jendela, berharap menemukan kau sedang duduk atau berbaring menanti senja, matamu redup namun berbinar, selalu sepasang telaga yang sama terbit di sana, melukis bayangbayang lambaian pohon di celah awan.
Kuulurkan gelas kopi kepadamu menawarkan wangi. Gelas kopi terkesima, tak menduga kutemukan kau di angkasa. Gelas kopi bergetar haru, hangat dalam genggam tanganku*
Kuulurkan gelas kopi kepadamu menawarkan wangi. Gelas kopi terkesima, tak menduga kutemukan kau di angkasa. Gelas kopi bergetar haru, hangat dalam genggam tanganku*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar