by Dian Aza on Monday, May 2, 2011 at 2:24pm
Bukubuku sekolah mengajariku menuliskan kepalsuan demi kepalsuan di atas kepalaku. Buah apel jatuh karena bosan menggantung pada dahan, hanya itu, tak ada hukum yang mengatur, siapa menyuruh menghitung kecepatannya mencapai tanah, rasa renyah dan manisnya seharusnya cukup menyampaikan pesan apel, aku hanya ingin jatuh, ingin dipungut tangan, disentuh bibir, digigit gigi, dirasa lidah. Semutsemut lebih bijak, tak perlu banyak dalil dan rumus menjelaskan sebutir berkah*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar