Rabu, 05 Januari 2011

minggu pagi

Alunalun kota membuka hati. Kakikaki kecil berlari di atas batubatu berwarna. Bayangbayang berkejaran. Mataku mencari bunyi angin di antara gelak tawa dan rumput basah. Pesawat terbang dan bis melambaikan tangan, aku ingin berhenti. Duduk di atas trotoar. Semangkuk lontong sayur, selembar halaman surat kabar, saling membaca, mungkin sesudahnya bisa berbagi haus dengan air mancur, melingkar, memeluk tugu. Percikan air membangun dinding, menyekat udara, agar kupukupu tak terbang jauh. Waktu tak berputar pada jam tanganku, dan kau hilang datang dari balik semaksemak*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar