Menjadi aku, bukanlah sebuah kemungkinan, enggan mencari kepastian. Aku yang ingin menjadi tiang lampu, botolbotol obat, kapas, alkohol, syair dari lagulagumu. Menampik hidup adalah tabik ditangan seorang tua bertongkat di bawah jembatan. Ingin pula menjadi dahan, bahkan lahan menyemai firman, bukankah aku itu sangat berlebihan, tak tahu adat.
Di semaksemak aku harus sembunyi, menemani segala jenis primata, mengendapendap dalam gelap, menjadi gentar akan taring ular. Seharusnya aku itu tahu, bisa akan menyempurnakan tubuhku di siluet waktu. Membuatku mau menjadi batangbatang jerami, merindukan kobaran api, sembari menghayati perjalanan bijibiji gandum menjadi roti.
Betapa aku keras kepala, meminta mata kepada kitabkitab buta*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar