Anak kecil menggunting kuku di seberang mesjid. Debu, daki, dan upil berjatuhan bersama sayup doadoa dari pilarpilar di seberang jalan.
Siang hari, angin mengajaknya bermain, berayun di lengan rumput, riang berjalan sampai ke pinggiran kota. Sebagian tersangkut di rantingranting, selebihnya melekat di daundaun pintu. Terbaring diam menunggu gelap mengepakkan sayap di punggung rayap. Selebihnya duduk tenang menanti kunangkunang datang menjemput angan.
Anak kecil tersentak, adzan berseru nyaring, ujung jarinya berdarah, tergunting tak sengaja. Anak kecil tak menjerit, tak menangis. Menatap langit, anak kecil memungut satu patahan kuku yang terjatuh di jari kaki, kusam, sedikit merah memudar, dilontarkannya ke atas, seakan membidik sepotong awan yang kesepian, jatuh kembali di rerumputan*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar