Kusobek langit malam, kupatahkan rembulan.
Kutorehkan namamu di atas sepotong langit dengan ujung patahan bulan.
Tanganku berdarah tergores cahaya, merahnya tak jadi noda di potongan langit, tapi kudengar angin menangis, mungkin tak rela, atau lupa, kalam cukup satu nama*
Kutorehkan namamu di atas sepotong langit dengan ujung patahan bulan.
Tanganku berdarah tergores cahaya, merahnya tak jadi noda di potongan langit, tapi kudengar angin menangis, mungkin tak rela, atau lupa, kalam cukup satu nama*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar